Rabu, 10 Februari 2010

Waspada Sesar Palu Koro ( ketut alit adi untara )

Gempa Buol Bisa Memicu Aktivitas Lempeng Bumi di Palu

PALU - Aktivitas sesar (patahan, red) Gorontalo, yang menyebabkan gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) Senin dini hari (17/11), dimungkinkan dapat memicu aktivitas sesar Palu-Koro, patahan lempeng bumi yang membujur dari Teluk Palu dan membelah tepat di tengah wilayah Kota Palu. Apalagi sesar Palu Koro, merupakan salah satu patahan bumi yang aktif beraktivitas.
Kepala Pusat Penelitian Kebumian dan Mitigasi Bencana Alam (PP-BMBA) Untad, Drs Abdullah MT, menjelaskan adanya pengaruh terhadap sesar Palu-Koro dimungkinkan terjadi. Sebab menurut staf pengajar fisika bumi di Falultas MIPA itu, adanya aktivitas sesar dapat menimbulkan sesar-sesar baru di sekitarnya dan juga dapat memicu aktivitas sesar yang lain, yang telah ada sebelumnya. "Bisa saja memicu aktivitas sesar Palu-Koro. Namun gempanya relatif kecil. Jadi perlu waspada saja," sarannya saat ditemui Selasa kemarin (18/11).
Abdullah, menjelaskan sesar Palu Koro merupakan salah satu sesar terpanjang di Pulau Sulawesi dan berada di kedalaman 30-70 kilometer di kerak bumi. Sesar Palu Koro nyaris membujur dari utara ke selatan, mulai dari Laut Sulawesi, Provinsi Sulteng, hingga berakhir di laut Teluk Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Di daratan, sesar Palu Koro memiliki panjang sejauh 250 km. Jalur sesar Palu Koro itu melewati tepat di lembah Palu, Kulawi, Lembah Koro hingga berakhir di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu, Sulsel.
Khusus di segmen Palu Kulawi sesar, jelas Abdullah, berciri sesar normal dan membentuk graben yang menyebabkan antara Palu hingga Kulawi diapit oleh dua sesar normal, yang disebut sistem sesar Palu Koro. Ciri-ciri sistem sesar tersebut ditandai dengan banyaknya dijumpai mata air panas di kedua sisi daratan antara Palu hingga Kulawi.
"Sesar Palu Koro adalah sesar geser mendatar dengan pergerakan cenderung ke kiri (sinistral), dengan kecepatan sekitar 14-17 milimeter per tahun. Sesar geser tidak berpotensi menimbulkan tsunami dan kekuatan gempa tidak lebih dari 8,0 SR," jelas Abdullah.
Meski begitu, Abdullah, mengaku sesar Palu Koro bukan merupakan sesar geser mendatar seutuhnya. Menurutnya di sekitar wilayah Kulawi, Palu dan daerah utara sesar Palu Koro, terdapat sejumlah sesar geser vertikal. Dugaan itu diperkuat dengan terjadinya beberapa peristiwa tsunami yang menyertai gempa di perairan sepanjang wilayah Pantai Barat.
Misalnya, peristiwa gempa Tambu 1968 yang mengakibatkan ratusan korban jiwa dan menenggelamkan Desa Kampung Lembu, pusat Desa Kambayang, di Teluk Tambu, Damsol.
"Sesar vertikal menimbulkan potensi tsunami, namun kekuatan gempanya tidak sebesar subduksi. Bila subduksi gempa yang ditimbulkanya rata-rata di atas 8,0 SR dan subduksi berada di wilayah Laut Sulawesi," tandasnya.(uq)


Aktivitas Sesar Palu-Koro 80 Tahun Terakhir

1. Gempa Watusampu, 1927; korban jiwa 50 orang, berpusat di laut dan potensi tsunami.
2. Gempa Donggala, 1938 ; magnitudo 7,6 SR, berpusat di laut dan mengakibatkan tsunami setinggi 4 meter dan memunculkan Pulau Makakata, Parigi.
3. Gempa Tambu, 1968 ; magnitudo 6,0 SR dan berpusat di laut, tsunami setinggi 10 meter, menenggelamkan Desa Kampung Lembu, pusat Desa Kambayang, Damsol, ratusan jiwa melayang.
4. Gempa Lawe, 1995; berpusat di daratan, terjadi retakan tanah, longsor dan merusak rumah warga di Kulawi, Gimpu, Lawe dab Kantewu.
5. Gempa Tonggolobibi, 1996; berpusat di laut, menimbulkan tsunami dan mengubah daratan sekitar pantai menjadi dasar laut.
6. Gempa Bora, 2005; magnitudo 6,2 SR dan berpusat di daratan, kerusakan bangunan rumah di desa Bora, menimbulkan kepanikan warga Palu dan sekitarnya.

Sumber: PP-BMBA Untad 

Sadur ( Radar Sulteng )

1 komentar:

  1. terimakasih infonya sangat membantu, dan jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2DEJSkI

    BalasHapus